04 noviembre 2007

Ada yang bunuh diri di kampungku

Sekitar tiga minggu yang lalu[lebaran h+6], di tempatku ada orang bunuh diri, seorang remaja. Dia sukses mengukir rekor sebagai orang pertama yang tercatat sebagai bunuh diri-wan di kecamatan-q sejak Endonesa merdeka. Meskipun penyelidikan polisi belum diumumkan, banyak spekulasi yang menyebutkan bahwa penyebab dia merebut "kuasa Tuhan untuk melenyapkan nyawa" itoe karena baju lebarannya gak dibeli-in.

Begitulah anak sekarang, mudah sekali mengalami stres akut, seolah-olah permasalahan hidup sudah begitu menghimpit. mungkin penjelasan yang gampang adalah soal kesnjangan sosial dan ekonomi. tapi kalo semata soal ekonomi, bukankah tahun2 60-an tidak kalah kerenya negeri ini, tapi sama sekali tidak tercatat ada anak2 bunuh diri.

contoh lain yang menurut-q "lucu", adalah bahwa dulu waktu aku jadi anak2 udah ada juga WWF/smackdown dan sejenisnya, tapi gak pernah ada korban smackdown di sekolah.
Mengutip istilah kawanq mametz-poetra, agaknya anak2 sekarang memang makin meningkat kebodohannya.

Dulu kesenjangan itu "dibenarkan" oleh keadaan, sekarang setelah Endonesa merdeka, rakyat diajarkan filsafat baru baru tentang kesetaraan, bahwa fakir miskin dan anak2 terlantar dipelihara oleh negara. tapi ternyata sudah lebih setengah abad merdeka, semua itu tidak terbukti.

Maka, nominator penjahat yang menambah runyamnya masalah adalah media, ledakan arus informasi. bisnis media menebar korban2nya tanpa terasa, tanpa perlu merasa bersalah.
Eksploitasi dan dramatisasi kesenjangan sosial yang berlebihan. dan semakin canggihnya kejahatan sebagai akibat tidak langsung dari tayangan2 yang malah ngasih contoh soal cara melakukan kejahatan dalam pemberitaan kriminal membuat masyarakat mengalami gegar budaya.

setiap hari anak2 disuguhkan kehidupan glamor anak2 di perkotaan. waktu belajar mereka juga habis oleh tayangan atau berita2 yang tidak sehat untuk usianya, berita tentang bagaimana orang2 dewasa di era pasca modern ini menyelesaikan permasalahannya dengan bunuh diri.
Akhirnya kampungq-pun bisa disejajarkan dengan tokyo, karena sudah punya budaya global, harakiri, yang lahir dan menjadi trend di jepang itoe. keren kan !

Pada akhirnya kita harus kembalikan ke keluarga, ke sistem nilai dan ikatan2 anggota keluarga, seperti yang di-cemaskan dalam dua buku "agak lama" Oom Fukuyama [bacalah End of History sama Great Disruption-nya-thanx 2 andre kaltim yang dah bsedia diprovokasi membeli buku yang terakhir dan meminjamkannya kepadaku-dulu]


d^¿^þ


```corinne bailey rae-like a star[4.03] corinne bailey rae-enchantment[3.57]```

1 comentario:

Lynn Ross dijo...

hati2...km jangan ikut2an bunuh diri juga ya :D