04 noviembre 2007

kertas bekas

[setelah nonton berita metro pagi (24 07 07) tentang anak2 yang difabel dan harus tergantung selamanya pada pengasuhnya di yayasan sayap ibu sleman]

dalam donya yang kebak isu2 environmental awareness punika, aku jadi trenyuh membayangkan donya yang tak ramah kepada kawan2 kita yang difabel, betapa tidak, tidak satu pun perangkat sosial dalam lingkup persamaan hak ing Negoro kita yang sungguh2 melayaninya.

Kebanyakan hanyalah basa-basi, wong untuk yang tidak difabel aja kenyamanan ruang publik kagak ade, apalagi harus menambah/membangun fasilitas khusus untuk kawan2 difabel, heiii...wake up mAn enduslah mambu kupi ! ini Endonesa Bung ! Tempat yang bercuaca tropical rain forest, dan berlaku hukum hutan/rimba.
Mana ada tempat untuk berbicara hak, berjuanglah sendiri, sampai mati...

Ada yang salah dalam Utak kita, orang diam2 menyediakan tempat dalam kepalanya untuk pikiran bahwa kawan2 difabel kita dengan segala keterbatasannya itu tidak akan dapat seproduktif kawan2nya yang tidak difabel...
Akhirnya, dengan diam2 pula, muncul sikap pe-nomor-dua-an kawan difabel itoe, untuk sementara semua urusan/kepentingan mereka(diffbl) belakangan aja lah !
Atau, singkirkan saja, di-uwek2 buang ke recycle bin persis kertas bekas yang salah tulis.

[apa yang telah kau lakukan untuk isu ini?]


d^¿^þ

```musisi jalanan ft gigi-ikan laut[4.22] float-tiga hari untuk selamanya[3.31]```
[tulisan yang dah lama tidak dilanjutkan, baru diselesaikan 3 nov 07]
ket: donya = dunia(minang) = dunia
kebak = panuah(minang) = penuh
punika= iko(minang) = ini
ing negoro= dinagari(minang) = di negara
mambu = baun(minang) = bau
di-uwek2 = ndak bisa wak jalehkan doh = tidak ada padanan kata yang pas

No hay comentarios: