09 mayo 2008

Menangis

Waktu lahir, semua bayi normal pasti memperdengarkan dengan gagah berani tagisannya - tangisan karena ketakutan akan tugas setelah tanda tangan kontrak dengan Gusti Allah SWT kah? - gak ada yang begitu lahir malah tertawa terbahak-bahak seperti tokoh antagonis di ketoprak[asik kali yah kalo ada yang kek gini, nek aq berharap ma first nephew kek gene, mesti my siz+bro-in-law q marah, hehehe...i'm kiddin' Siz !].

Setelah tumbuh/besar, ketika sistem pendidikan Endonesa yang semakin meningkat ke-semrawut-an nya ini - ingat! jangan sedih, meningkat kok, bukannya kata meningkat itu positif? - menyatakan bahwa, MAAF ANDA TIDAK LULuS, malah ketawa-ketiwi...

Setelah tumbuh/tuwa, ketika sistem hukum Endonesa yang semakin meningkat ke-korup-an nya, menyatakan DENGAN INI ANDA DINYATAKAN TERBUKTI BERSALAH DAN DI VONIS BLAHBLAH..., malah melambaikan tangan ke wartawan dan ketawa-ketiwi...

Tidak-kah menyesal itu penting? untuk dipelajari dan diperbaiki di perjalanan berikutnya, ataw perjalanan ke depan itu terlalu gampang di tebak, jadi ngapain bersedih...semua bisa diatur kok.
[hajar bleh!]

Kembali ke Fukuyama (Sok Yes)

[judulnya kek judul novel ato translasi pelem jepang]
baeklah, ini sebenarnya cuma karena di usik isu2 lama, aku jadi kepengen nulis ini, setelah lamaaaa....sekali nggak nge-blog]

Kotak ajaib bernama televisi memang sering menggugah kesadaran kita tentang sekeliling kita, kejadian2 sebulan yang lalu, kek ada ibu dan anak yang mati karena kelaparan padahal dia tidak tinggal di hutan ataw tempat terpencil laennya, dan setelah di otopsi, kemungkinan matinya setelah nggak makan 3 hari...

Mungkin diriku dan dirimu nggak taw pasti keadaan lingkungan mereka pastinya seperti apa, cuma teteup aja, tetangga2nya itu adalah orang2 yang sudah kebablasan cuek, individualistisnya, apapun alasannya, paling tidak kalo dah capek nyumbangin terus, mereka bisa melaporkannya ibu dan anak itoe ke pak lurah, atau depsos...,beuh....

Tapi ini Endonesa Bung !, aku punya sedikit cerita tentang seorang kawan yang berusaha menuruti nuraninya, ada sedikit persamaannya dengan kasus di atas tapi tidak menyangkut per-tetangga-an.
Pada suatu malam terdamparlah seorang gadis muda, yang baru gila, wong edan anyaran seko magelang, ke kos sebelah. Karena penghayatannya yang tinggi terhadap butir2 Pancasila yang dikembangkan Eyang Harto, maka kawan itoe memutuskan - dengan se-izin Pak Kos - untuk menyimpan sementara gadis muda itu di kamarnya, untuk di cari taw dimana rumahnya, supaya bisa diantarkan kembali ke rumahnya. Begitulah...
Entah bagaimana caranya, dua hari kemudian dia sudah kembali ke kos2an kawan itoe (kos2anq jg seh), kos sering2 di-parani orang gila, kan stress juga.

Akhirnya, kawan itoe bersedia nganterin gadis-edan-anyaran[disingkat:Gea] itoe, ke panti depsos, tapi sebelumnya harus bikin laporan dulu di kantor polisi.
Nah, pas di kantor polisi itulah, tanpa ekspresi sama sekali (oknum-terpaksa ditambahin, biar aman) polisi bilang, orang gila kek gene gak usah diurus, biarin aja, mumpung masih seger dan muda kek gini, dipakai aja mas !, (astaghfiruLlah), ada juga Babi yang lebih kejam dari pada Celeng [beuh, kok malah aq sing misuh2]
Tapi tetep sampai juga akhirnya Gea di Panti Depsos.

Trus pan ada lagi tuh, anak kecil yang sukses, melarikan dolar orang tua nya a-la Home Alone, coba bayangin, anak klas V SD (bener klas 5 kan?), nuker duit ribuan dolar di money changer dilayani tanpa curiousity+awareness sama sekali, bener2 dah, yang kerja disitu cuma mikir duitnya aja, kepedulian2 untuk hal2 seperti itulah yang ditulis ber-bab-bab sama Pak Fukuyama, dan ke-khawatir-an beliau agaknya terbukti, bahwa kalo nilai2 awareness yang kecil2 seperti itu sudah hilang, maka inilah akhir peradaban dan awal dari kehancuran besar[terlalu muluk2 ya?].

4 bulan kemudian, Gea terlihat abis mandi di kamar mandi musholla di depan kos, entah bagaimana caranya dia sudah kembali beredar di jalanan.
dan, bunting !

Vakum dan UU ITE

Akhirnya kembali lagi nge-blog, setelah kehilangan semangat setelah kompi yang menemaniq selama hampir 6 tahun terakhir tutup usia.

Kembali melihat2 blogstat, sejauh data2 yang terlihat di blog-statq ini valid, maka dapat dipastikan, bahwa cukup banyak pengunjung blogq orang2 yang kesasar karena kata kuncinya rada ngeres, meskipun isinya nggak seperti yang dibayangkan, isi otak orang2 ini cuma cawet sama lendir, cape deehh....[mohon maaf kepada orang baik2 yang berkunjung ke blogq, tetaplah berkunjung dan jangan lupa meninggalkan jejak silaturahmi dengan menuliskan komentar]

Memang sulit menyangkal kenyataan bahwa statistik pengunjung internet untuk keperluan yang menyangkut pornografi masih sekira 80%(dari koran kedaulatan rakyat setaun yang lalu), bahkan UU ITE yang (katanya pak dirjen) sudah disiapkan sejak 5 taun yang lalu, dan langsung mendapat cobaan dengan film Fitna, cuma sanggup bertahan 3 hari, setelah itu tinggal kenangan bahwa bangsa kita pernah berusaha untuk menjadi bangsa yang beradab dengan membuat UU ITE (memang UU ITE tidak hanya untuk masalah pornografi di internet) tapi gagal.
Aku gak taw sebenarnya yang harus malu siapa, pemerintah sebagai tukang bikin, apa DPR sebagai tukang bahas dan menyetujui untuk diundangkan, atau rakyat Endonesa (yang meningkat kebejatannya).

Mungkin analogi ini agak tepat untuk pornografi di internet;
Kalo dirimoe takut anakmoe kecebur sungai dan mati, jangan sungainya yang di pagari (boros bos!), tapi ajari-lah anakmoe berenang !
[maksoed lo?]