09 mayo 2008

Kembali ke Fukuyama (Sok Yes)

[judulnya kek judul novel ato translasi pelem jepang]
baeklah, ini sebenarnya cuma karena di usik isu2 lama, aku jadi kepengen nulis ini, setelah lamaaaa....sekali nggak nge-blog]

Kotak ajaib bernama televisi memang sering menggugah kesadaran kita tentang sekeliling kita, kejadian2 sebulan yang lalu, kek ada ibu dan anak yang mati karena kelaparan padahal dia tidak tinggal di hutan ataw tempat terpencil laennya, dan setelah di otopsi, kemungkinan matinya setelah nggak makan 3 hari...

Mungkin diriku dan dirimu nggak taw pasti keadaan lingkungan mereka pastinya seperti apa, cuma teteup aja, tetangga2nya itu adalah orang2 yang sudah kebablasan cuek, individualistisnya, apapun alasannya, paling tidak kalo dah capek nyumbangin terus, mereka bisa melaporkannya ibu dan anak itoe ke pak lurah, atau depsos...,beuh....

Tapi ini Endonesa Bung !, aku punya sedikit cerita tentang seorang kawan yang berusaha menuruti nuraninya, ada sedikit persamaannya dengan kasus di atas tapi tidak menyangkut per-tetangga-an.
Pada suatu malam terdamparlah seorang gadis muda, yang baru gila, wong edan anyaran seko magelang, ke kos sebelah. Karena penghayatannya yang tinggi terhadap butir2 Pancasila yang dikembangkan Eyang Harto, maka kawan itoe memutuskan - dengan se-izin Pak Kos - untuk menyimpan sementara gadis muda itu di kamarnya, untuk di cari taw dimana rumahnya, supaya bisa diantarkan kembali ke rumahnya. Begitulah...
Entah bagaimana caranya, dua hari kemudian dia sudah kembali ke kos2an kawan itoe (kos2anq jg seh), kos sering2 di-parani orang gila, kan stress juga.

Akhirnya, kawan itoe bersedia nganterin gadis-edan-anyaran[disingkat:Gea] itoe, ke panti depsos, tapi sebelumnya harus bikin laporan dulu di kantor polisi.
Nah, pas di kantor polisi itulah, tanpa ekspresi sama sekali (oknum-terpaksa ditambahin, biar aman) polisi bilang, orang gila kek gene gak usah diurus, biarin aja, mumpung masih seger dan muda kek gini, dipakai aja mas !, (astaghfiruLlah), ada juga Babi yang lebih kejam dari pada Celeng [beuh, kok malah aq sing misuh2]
Tapi tetep sampai juga akhirnya Gea di Panti Depsos.

Trus pan ada lagi tuh, anak kecil yang sukses, melarikan dolar orang tua nya a-la Home Alone, coba bayangin, anak klas V SD (bener klas 5 kan?), nuker duit ribuan dolar di money changer dilayani tanpa curiousity+awareness sama sekali, bener2 dah, yang kerja disitu cuma mikir duitnya aja, kepedulian2 untuk hal2 seperti itulah yang ditulis ber-bab-bab sama Pak Fukuyama, dan ke-khawatir-an beliau agaknya terbukti, bahwa kalo nilai2 awareness yang kecil2 seperti itu sudah hilang, maka inilah akhir peradaban dan awal dari kehancuran besar[terlalu muluk2 ya?].

4 bulan kemudian, Gea terlihat abis mandi di kamar mandi musholla di depan kos, entah bagaimana caranya dia sudah kembali beredar di jalanan.
dan, bunting !

No hay comentarios: